JAKARTA - Pemerintah terus berupaya meningkatkan program bantuan sosial untuk kelompok rentan, terutama lansia dan penyandang disabilitas.
Salah satu upaya terbaru dilakukan oleh Kementerian Sosial (Kemensos) dengan menyiapkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang akan diluncurkan tahun depan. Program ini menargetkan lansia berusia di atas 75 tahun serta penyandang disabilitas, dengan biaya per menu sebesar Rp15 ribu.
Menteri Sosial, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, menjelaskan bahwa program ini merupakan tindak lanjut dari skema MBG yang sebelumnya sudah diusulkan kepada Presiden Prabowo Subianto. Fokus program adalah memastikan makanan bergizi sampai ke tangan mereka yang benar-benar membutuhkan.
Harga Menu dan Frekuensi Pemberian
Gus Ipul memastikan bahwa biaya satu porsi MBG adalah Rp15 ribu. Setiap penerima manfaat akan mendapatkan dua kali menu per hari, sehingga total biaya mencapai Rp30 ribu.
"Ini per menu Rp15.000, per menu Rp15.000 dua kali berarti Rp30.000," ujarnya.
Program ini dirancang agar setiap penerima mendapatkan gizi yang cukup dan teratur, tanpa harus mengeluarkan tenaga untuk pergi mengambil makanan. Frekuensi pemberian dua kali sehari memastikan kebutuhan nutrisi tercukupi, baik untuk sarapan maupun makan siang.
Sasaran Program MBG
Gus Ipul menegaskan bahwa sasaran program ini difokuskan pada kelompok paling rentan. "Nah kita sesuaikan dengan program Bapak Presiden menjadi makan bergizi khusus berlansia dan penyandang kesehatan. Menyasar 100 ribu lansia, lansia terlantar maksudnya ya, lansia dengan usia di atas 75 tahun. Yang kedua penyandang kesehatan yang memang memerlukan bantuan," ujarnya.
Jumlah 100 ribu sasaran awal dipilih berdasarkan prioritas kebutuhan, termasuk lansia yang tidak memiliki keluarga atau dukungan sosial yang memadai. Dengan memasukkan penyandang disabilitas, program ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup mereka secara nyata.
Mekanisme Distribusi Makanan
Salah satu keunggulan program MBG adalah sistem distribusi yang mudah diakses. Makanan akan dikirim setiap pagi untuk dua kali makan, termasuk makan siang. Hal ini memastikan penerima tidak perlu keluar rumah, mengurangi risiko kesehatan, dan menjamin kesegaran makanan.
"Ini makan bergizi gratis sehari dua kali, pagi dan siang, tetapi diantarkan setiap pagi. Sehari sekali di pagi hari, tanpa mengenal hari libur, Sabtu atau Minggu," jelas Gus Ipul.
Program ini menunjukkan perhatian Kemensos terhadap mobilitas lansia dan penyandang disabilitas, sekaligus menjamin keamanan pangan melalui pengiriman rutin.
Pengelolaan Program Oleh Kementerian Sosial
Gus Ipul menegaskan bahwa MBG untuk lansia dan penyandang disabilitas bukan program Badan Gizi Nasional (BGN), melainkan langsung dikelola oleh Kementerian Sosial.
"Nggak (dari BGN), dari Kementerian Sosial, khusus dari Kementerian Sosial sebagai tindak lanjut dari program kita sebelumnya," tuturnya.
Hal ini menandakan bahwa Kemensos ingin mempertahankan kendali penuh terhadap kualitas dan distribusi layanan, sehingga program berjalan sesuai standar dan tepat sasaran.
Pelibatan Masyarakat Lokal
Untuk mempercepat distribusi dan memastikan bantuan sampai tepat sasaran, Kemensos melibatkan kelompok masyarakat sekitar lokasi penerima manfaat.
"Ini dilayani oleh kelompok masyarakat setempat yang bisa menjangkau dengan cepat para lansia atau penerima manfaat," kata Gus Ipul.
Keterlibatan masyarakat setempat diyakini mampu menjangkau wilayah-wilayah yang sulit diakses, serta memperkuat kontrol sosial agar program berjalan efektif dan transparan.
Peningkatan Standar Menu dan Fasilitas
Gus Ipul menjelaskan bahwa meski program MBG telah berjalan sebelumnya, masih terdapat beberapa aspek yang perlu ditingkatkan, terutama soal menu dan fasilitas makan.
"Sudah ada, tapi masih perlu peningkatan ya. Misalnya soal menu-nya, soal tempatnya, tempat untuk makannya itu. Jadi ini masih belum, akan kita coba sesuaikan," ujarnya.
Peningkatan ini diharapkan membuat penerima manfaat mendapatkan makanan yang lebih sehat dan fasilitas makan yang lebih nyaman, sehingga kualitas hidup mereka meningkat.
Target Pelaksanaan Tahun Depan
Program MBG untuk lansia dan penyandang disabilitas direncanakan mulai berjalan tahun depan. Gus Ipul menyebut program ini sebagai transformasi dari skema MBG sebelumnya.
"Tahun depan. Ini transformasi dari program kita sebelumnya lah. Kita kan juga ada per makanan untuk lansia. Nah ini akan kita perbaiki mulai dari menu-menunya dan lain sebagainya," katanya.
Dengan demikian, Kemensos ingin memastikan program MBG berjalan lebih baik, lebih efisien, dan memberikan manfaat maksimal bagi penerima.
Program MBG yang digagas Kementerian Sosial menegaskan komitmen pemerintah dalam memberikan perhatian lebih pada kelompok rentan.
Dengan harga per menu Rp15 ribu, frekuensi dua kali sehari, pengelolaan oleh Kemensos, dan distribusi yang melibatkan masyarakat lokal, program ini diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan lansia berusia di atas 75 tahun dan penyandang disabilitas.
Transformasi program ini, yang dijadwalkan berjalan tahun depan, menandai upaya pemerintah untuk menyesuaikan layanan bantuan sosial dengan kebutuhan masyarakat secara nyata, praktis, dan tepat sasaran.