JAKARTA - Harga sembako di Jawa Timur kembali mengalami fluktuasi signifikan pada Sabtu, 15 November 2025.
Beberapa komoditas penting, seperti gas elpiji 3 kg, bawang merah, cabai besar dan keriting, serta daging sapi menunjukkan kenaikan harga. Sebaliknya, harga daging ayam kampung tercatat turun, sementara kebutuhan pokok lain relatif stabil.
Pemantauan harga sembako harian menjadi penting bagi masyarakat. Informasi ini membantu mengatur pengeluaran rumah tangga agar tidak membengkak di tengah kondisi harga yang tidak menentu, sekaligus memberi gambaran bagi pedagang dan produsen mengenai pergerakan pasar.
Sembako: Kebutuhan Pokok Masyarakat
Sembako merupakan singkatan dari sembilan bahan pokok yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat sehari-hari. Komoditas ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan gizi dan kebutuhan rumah tangga lainnya.
Sembilan jenis kebutuhan pokok tersebut antara lain:
Beras
Gula pasir
Minyak goreng dan mentega
Daging sapi dan daging ayam
Telur ayam
Susu
Bawang merah dan bawang putih
Gas elpiji dan minyak tanah
Garam
Selain sembilan bahan pokok tersebut, cabai juga menjadi kebutuhan penting dapur yang memengaruhi harga harian sembako.
Daftar Harga Sembako Terbaru
Berdasarkan data Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) di Jawa Timur, Sabtu, 15 November 2025 pukul 09.45 WIB, harga sembako terpantau sebagai berikut:
Beras Premium: Rp 14.960/kg
Beras Medium: Rp 12.879/kg
Gula kristal putih: Rp 16.359/kg
Minyak goreng curah: Rp 18.713/kg
Minyak goreng kemasan premium: Rp 20.263/liter
Daging sapi paha belakang: Rp 119.560/kg
Daging ayam ras: Rp 34.523/kg
Daging ayam kampung: Rp 67.186/kg
Telur ayam ras: Rp 27.960/kg
Telur ayam kampung: Rp 46.601/kg
Susu kental manis Bendera: Rp 12.311/370 gr
Susu bubuk Bendera: Rp 41.237/400 gr
Garam halus: Rp 9.571/kg
Cabai merah keriting: Rp 48.565/kg
Cabai merah besar: Rp 52.347/kg
Bawang merah: Rp 37.437/kg
Gas elpiji 3 kg: Rp 19.930
Kenaikan signifikan terjadi pada:
Gas elpiji 3 kg naik Rp 211 (1,07%)
Bawang merah naik Rp 245 (0,66%)
Cabai besar naik Rp 368 (0,71%)
Cabai keriting naik Rp 1.496 (3,18%)
Daging sapi naik Rp 234 (0,20%)
Sementara daging ayam kampung mengalami penurunan Rp 1.046 persen.
Faktor yang Mempengaruhi Harga Sembako
Perubahan harga sembako dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari sisi produksi maupun distribusi. Berikut beberapa di antaranya:
Permintaan dan Penawaran:
Jika permintaan meningkat namun pasokan tetap atau berkurang, harga cenderung naik. Sebaliknya, jika pasokan melimpah dan permintaan menurun, harga bisa turun.
Cuaca dan Musim:
Cuaca ekstrem, bencana alam, atau perubahan musim dapat memengaruhi produksi pertanian. Kekurangan pasokan akibat cuaca buruk menyebabkan kenaikan harga.
Kebijakan Pemerintah:
Regulasi, subsidi, pajak, atau pembatasan impor bisa memengaruhi harga sembako. Contohnya, pembatasan impor gula atau beras dapat memicu kenaikan harga domestik.
Biaya Produksi:
Kenaikan harga pupuk, bahan bakar, atau upah pekerja meningkatkan biaya produksi dan transportasi, yang berimbas pada harga jual.
Nilai Tukar Mata Uang:
Depresiasi rupiah terhadap dolar atau mata uang asing lain membuat harga barang impor lebih mahal, termasuk bahan pokok tertentu.
Inflasi dan Kondisi Ekonomi:
Inflasi tinggi cenderung memicu kenaikan harga sembako, sementara ketidakstabilan ekonomi dapat memperburuk fluktuasi harga.
Rantai Distribusi:
Masalah logistik, kemacetan, atau pemogokan dapat menghambat pengiriman sembako, mengurangi pasokan di pasar, dan menaikkan harga.
Pentingnya Pengawasan Harga
Dengan fluktuasi yang terjadi hampir setiap hari, pemantauan harga sembako menjadi penting untuk menjaga stabilitas pasar. Pemerintah dan pedagang diharapkan dapat bekerja sama untuk menekan kenaikan harga yang berlebihan, sehingga daya beli masyarakat tetap terjaga.
Harga sembako juga berbeda di tiap pasar. Harga yang dirangkum di atas merupakan rata-rata harga di Jawa Timur dan dapat bervariasi antarwilayah.
Hari ini, masyarakat Jawa Timur dihadapkan pada kenaikan harga sembako untuk sejumlah komoditas penting, terutama gas elpiji, cabai, bawang merah, dan daging sapi.
Pemahaman terhadap faktor penyebab fluktuasi harga sembako, mulai dari kondisi cuaca hingga kebijakan pemerintah, membantu masyarakat merencanakan belanja harian dan menjaga kestabilan pengeluaran.
Pemantauan harga harian serta koordinasi antara pemerintah dan pelaku pasar menjadi kunci untuk menekan kenaikan yang berlebihan, sehingga kebutuhan pokok masyarakat tetap terjangkau.
Dengan strategi yang tepat, fluktuasi harga yang tak menentu dapat diminimalkan dan kestabilan ekonomi rumah tangga masyarakat tetap terjaga.