PETANI

Petani Muda India Berani Ubah Sistem Tradisional, Raup Hampir Satu Miliar

Petani Muda India Berani Ubah Sistem Tradisional, Raup Hampir Satu Miliar
Petani Muda India Berani Ubah Sistem Tradisional, Raup Hampir Satu Miliar

JAKARTA - Pandangan umum bahwa profesi petani memiliki penghasilan minim kerap membuat anak muda enggan menekuni sektor pertanian. 

Namun, Surendra Awana, seorang petani muda dari Rajasthan, India, membuktikan bahwa dengan inovasi dan keberanian melawan tradisi, pertanian bisa menjadi ladang cuan yang signifikan. 

Dalam setahun, Awana mampu meraih pendapatan hingga 50 lakh rupee atau hampir Rp 1 miliar, melalui penerapan sistem pertanian modern yang disebut Integrated Farming System (IFS).

Berbeda dari metode tradisional yang sangat bergantung pada kondisi cuaca, Awana memilih untuk mengubah model pertanian keluarganya yang turun-temurun. Ia mempelajari sistem pertanian modern, memadukan berbagai tanaman dan hewan ternak secara organik dalam lahan seluas 55 akre. 

Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan.

Sistem Pertanian Terintegrasi yang Dilakukan Awana

Awana tidak puas dengan sistem tradisional yang hanya menanam satu atau dua jenis tanaman. Ia memanfaatkan Integrated Farming System (IFS), di mana pertanian dan peternakan digabung dalam satu ekosistem organik.

Di lahan pertanian miliknya, Awana membangun kandang sapi yang berfungsi ganda: menghasilkan susu dan menyediakan pupuk organik dari kotoran sapi. 

Lebih dari 42 varietas tanaman kini dibudidayakan secara maksimal. Selain itu, hewan ternaknya pun beragam, mulai dari unta, kuda, kambing, hingga domba, semuanya dimanfaatkan secara efisien.

Pendekatan ini memungkinkan Awana memaksimalkan hasil panen sekaligus meningkatkan produktivitas hewan ternak. Hasil dari sistem terintegrasi ini juga menarik perhatian pemerintah setempat, sehingga ia memperoleh berbagai subsidi untuk mendukung pertaniannya.

Pengakuan dan Penghargaan

Keberhasilan Awana dalam pertanian terintegrasi tidak hanya berdampak finansial, tetapi juga mengundang pengakuan dari berbagai lembaga. Beberapa penghargaan yang diterimanya antara lain:

IAI-Fellow Farmer Award 2023

Jagjivan Ran Abhinav Kisan Puraskar 2021

National Gopal Ratna Award 2021

National Haldhar Organic Award 2019

Penghargaan-penghargaan ini mencerminkan inovasi dan dedikasi Awana dalam memajukan pertanian organik dan berkelanjutan.

Biaya Operasional dan Keuntungan

Surendra Awana mencatat bahwa setiap bulannya ia mengeluarkan biaya operasional antara Rp 190 juta hingga Rp 380 juta. Pengeluaran tersebut digunakan untuk pemeliharaan tanaman, hewan ternak, pupuk organik, dan peralatan pertanian modern.

Dengan sistem terintegrasi, Awana mampu meraih keuntungan hingga Rp 952 juta per tahun, hampir setara satu miliar rupiah. Keberhasilan finansial ini menunjukkan bahwa pertanian tidak selalu identik dengan pendapatan rendah, melainkan bisa menjadi sektor yang menjanjikan dengan inovasi dan manajemen yang tepat.

Dampak Edukasi dan Sosial

Selain fokus pada keuntungan, Awana aktif memberikan edukasi kepada petani di sekitarnya, membagikan pengetahuan tentang sistem pertanian terintegrasi dan praktik pertanian organik. Hal ini membuatnya dikenal sebagai petani inspiratif di Rajasthan, terutama bagi generasi muda yang sebelumnya enggan menekuni bidang pertanian.

Menurut Ishartini (2025), “Alhamdulillah, KKP berhasil mengantarkan dua pelaku usaha UMKM menjadi Unit Pengolahan Ikan (UPI) eksportir pada Desember 2025.” Meskipun berbeda konteks, semangat edukasi dan pendampingan ini selaras dengan upaya membangun kesadaran inovasi di sektor pertanian lokal.

Dengan berbagi ilmu, Awana tidak hanya meningkatkan kemampuan petani lain, tetapi juga membantu membangun komunitas pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan.

Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan

Sistem pertanian terintegrasi yang diterapkan Awana terbukti lebih ramah lingkungan dibanding metode konvensional. Penggunaan pestisida dan pupuk kimia diminimalkan, sehingga limbah dari kegiatan operasional bersifat organik dan tidak merusak ekosistem.

Pendekatan ini sejalan dengan prinsip sirkular ekonomi, di mana limbah pertanian dimanfaatkan kembali sebagai pupuk atau pakan ternak, sehingga menekan biaya produksi dan mengurangi dampak lingkungan.

Dengan metode ini, Awana berhasil menjaga keseimbangan antara produktivitas dan kelestarian alam, menunjukkan bahwa inovasi pertanian modern tidak hanya menguntungkan secara ekonomi tetapi juga berkelanjutan secara ekologis.

Tantangan dan Peluang ke Depan

Meski berhasil, Surendra Awana menghadapi tantangan dalam mempertahankan sistem terintegrasinya. Faktor cuaca ekstrem, fluktuasi harga pasar, dan kebutuhan bahan baku menjadi perhatian utama. 

Namun, sistem yang ia terapkan lebih resilient dibanding metode tradisional karena diversifikasi tanaman dan hewan ternak dapat menyeimbangkan risiko.

Peluang untuk memperluas usaha juga terbuka lebar. Dengan meningkatnya permintaan produk organik dan ramah lingkungan, pertanian terintegrasi Awana berpotensi menjadi model bagi petani lain, baik di India maupun di negara lain.

Cerita Surendra Awana membuktikan bahwa inovasi, keberanian, dan sistem terintegrasi dapat mengubah pandangan umum tentang profesi petani. 

Dengan IFS, ia mampu memaksimalkan lahan seluas 55 akre, mengelola lebih dari 42 varietas tanaman, serta memanfaatkan ternak seperti sapi, unta, kuda, kambing, dan domba.

Keberhasilan ini menghasilkan pendapatan hampir Rp 1 miliar per tahun, sekaligus memberikan edukasi dan inspirasi bagi komunitas petani di Rajasthan. Pendekatan ramah lingkungan yang minim bahan kimia menjadikan sistem ini berkelanjutan, selaras dengan tren pertanian global yang mendukung produk organik.

Surendra Awana menunjukkan bahwa pertanian modern bisa menjadi ladang cuan yang menjanjikan, sekaligus menjaga alam, memberdayakan komunitas, dan membangun ketahanan pangan lokal. 

Dengan model ini, generasi muda memiliki inspirasi nyata bahwa pertanian bukan sekadar profesi tradisional, tetapi sektor yang inovatif dan menguntungkan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index